Dari Abdullah bin Amr z mengatakan, “Bahwa Rasulullah ` bersabda, Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.’”. [H.R. Muslim].
Allah telah memberikan tabiat kepada manusia untuk mencintai dan menyukai semua perkara dunia yang menyenangkan dirinya. Setiap manusia merasa senang tatkala mendapatkan perhiasan-perhia
san dunia. Tentu saja kesenangan ini dihalalkan selama tidak menyebabkan pelanggaran syariat. Tentang kecintaan manusia terhadap perhiasan dunia ini, telah Allah sebutkan dalam ayat-Nya yang mulia,
san dunia. Tentu saja kesenangan ini dihalalkan selama tidak menyebabkan pelanggaran syariat. Tentang kecintaan manusia terhadap perhiasan dunia ini, telah Allah sebutkan dalam ayat-Nya yang mulia,
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” [Q.S. Ali Imran:14].
Semua yang disebutkan ini adalah perkara yang disukai oleh manusia. Tentu masih banyak macam ragam perkara yang disukai, tetapi pada hakekatnya semua kesenangan dunia kembali kepada perkara yang disebutkan ini.
Oleh sebab itu dalam hadits yang tersebut di atas, Rasulullah ` menyebutkan bahwa dunia adalah perhiasan bagi manusia. Dunia ibarat sesuatu yang manis lagi hijau yang menyejukkan mata siapapun yang memandangnya dan menyenangkan jiwa siapapun yang mendapatkannya.
Walau semua yang ada di dunia adalah perhiasan bagi penduduknya, tetapi yang terbaik dari semua itu adalah wanita shalihah. Emas yang begitu banyak berkilauan di tangan, binatang ternak yang gemuk lagi pilihan, ataupun sawah ladang luas menghijau yang menyegarkan pandangan, semua itu tidak bisa mengalahkan kebaikan seorang wanita yang shalihah. Bagaimana tidak, dalam setiap bagian kehidupan, seorang wanita shalihah akan memberikan yang terbaik.
Tatkala seorang wanita shalihah berperan menjadi seorang ibu, maka ia adalah ibu yang terbaik bagi putra-putrinya. Ibu yang mengasuh mereka dengan segala perhatian dan menuntun anak-anaknya untuk menjadi orang yang shalih.
Tatkala ia berperan menjadi seorang istri, maka ia adalah istri yang terbaik. Tentu kebaikan ini bukan hanya dilihat dari sisi fisik yang cantik saja, karena fisik adalah anugerah Allah, bukan merupakan satu-satunya standar kebaikan seseorang. Tetapi ia adalah istri yang mengerti hak-hak suami dan berusaha untuk menunaikan semua hak tersebut. Mengenai keadaan istri shalihah ini, Allah berfirman, “Maka wanita-wanita yang shalihah ialah mereka yang taat (kepada Allah), dan menjaga diri ketika (suami) tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka.”. [Q.S. An Nisa:34].
Tatkala ia menjadi seorang anak, saudari, keponakan, atau yang lainnya, ia tidak akan pernah melalaikan kewajibannya. Maka wanita shalihah adalah perhiasan terbaik untuk manusia. Perhiasan dunia yang lainnya tidak ada yang bisa menandingi.
Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa yang menjadikan wanita sebagai perhiasan yang terbaik adalah keshalihannya. Lalu, apa sebenarnya makna shalih atau shalihah itu? Secara umum shalih bermakna orang yang menegakkan hak-hak Allah dan hak-hak hamba-Nya, sehingga wanita yang shalihah adalah wanita yang menegakkan hak Allah serta menegakkan hak-hak hamba-Nya.
Bagaimana apabila seorang wanita tidak memiliki keshalihan pada dirinya? Tentu yang akan didapatkan adalah kerusakan yang nyata. Ia bukan menjadi perhiasan yang terbaik di dunia, tetapi sebaliknya ia bisa menjadi perhiasan terburuk di dunia. Sebab, mudharat dan kerusakan yang ditimbulkan dari wanita tidak shalihan akan lebih besar kerusakan yang ditimbulkan perhiasan dunia lainnya.
Oleh sebab itulah Rasulullah telah mewanti-wanti kepada umatnya untuk berhati-hati dari wanita. Disebutkan dari sahabat Usamah bin Zaid z, bahwa Rasulullah ` bersabda, “Tidaklah aku tinggalkan setelahku cobaan yang lebih berbahaya bagi para lelaki dari pada cobaan wanita.” [H.R. Muslim, At Tirmidzi, dan An Nasa’i].Allahu a’lam. [Hammam].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar